Rabu, 15 Juni 2016

PADA KASUS KELAINAN HAID 2016






MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM REPRODUKSI
PADA KASUS ”KELAINAN HAID”
DISUSUN SEBAGAI PEMENUHAN TUGAS SISTEM REPRODUKSI 2

Dosen Pembimbing:
DiahAyu Fatmawati S.Kep.Ns, M.Kep.


Disusun Oleh
Kelompok 01:
1.      Afrizal Febiansyah                        ( 7313048)
2.      Abdullah Hakim                           (7313052)
3.      Alimatul Muallafah                       (7313057)
4.      Dewi Retno Puspitosari                (7313055)
5.      Shobihat Abd. Rosyid                  (7313068)
6.      Nur Amiirotul Fikriyyah               (7313070)
7.      M. Farid Al –Aris                                     (7313092)

PROGAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
2016
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah SWT seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan asuhan keperawatan dengan judul ”laporan asuhan keperawatan kelainan haid”
Pembuatan askep ini kami ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah menyimak, namun dalam pembuatan makalah asuhan keperawatan ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kami memohon kepada pembaca makalah ini sudi kiranya untuk memberikan kritik dan saran yang sifatnya konstruktif demi perbaikan pembuatan makalah selanjutnya .
Tak lupa kami ucapkan terima kasih
1.      Kepada Yang terhormat dosen pembimbing yang telah memberikan motivasi kepada kami sehingga terbentuknya makalah asuhan keperawatan ini
2.      Kepada teman-teman satu angkatan yang telah memberikan moral maupun materil sehingga bisa terwujudnya makalah askep ini.
Meskipun penulis berharap isi dari askep ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar askep  ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar askep ini bermanfaat bagi semua pembaca.


Jombang, 04 April 2016



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iiii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1  Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2  Tujuan......................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................... 3
2.1 Pengertian haid/menstruasi ...................................................................... 3
2.2 Fisiologi haid.............................................................................................. 3
2.3  Jenis jenis gangguan haid.......................................................................... 7
2.4   Etiologi....................................................................................................... 9
2.5  Manifestasi klinis...................................................................................... 11
2.6  Pathway kelainan haid............................................................................... 13
2.7  Penatalaksanaan ....................................................................................... 14
2.8  Pemeriksaan Penunjang ............................................................................ 15
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN............................................. 16
3.1 Pengkajian................................................................................................... 16
3.2 Diagnosa Keperawatan .............................................................................. 16
3.3 Intervensi keperawatan.............................................................................. 17
3.4 Evaluasi....................................................................................................... 20
BAB IV PENUTUP............................................................................................ 21
4.1  Simpulan...................................................................................................... 21
4.2 Saran........................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 22




BAB I
PENDAHULUAN
1.3  Latar Belakang
Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan menopause. Menstruasi pada wanita adalah suatu perdarahan rahim yang sifatnya fisiologik (normal) yang datangnya teratur setiap bulan (siklus haid), dan timbulnya perdarahan tersebut sebagai akibat perubahan hormonal yaitu estrogen dan progesteron.
Menstruasi itu sendiri nantinya akan berhenti saat perempuan memasuki masa menopause, yakni sekitar usia 50 tahun. Namun sebelum memasuki masa menopause, haid tetap datang hanya jangka waktunya lebih lama dan prosesnya cepat, paling hanya 2-3 hari. Siklus haid/ menstruasi pada perempuan (reproduksi) normalnya terjadi setiap 23-35 hari sekali dengan lama haid berkisar 5-7 hari. Namun ada sebagian perempuan yang mengalami haid tidak normal. Diantaranya mulai dari usia haid yang datang terlambat, darah haid sangat banyak sampai harus berulang kali mengganti pembalut wanita, nyeri atau sakit saat haid, gejala PMS (pree menstruasi syndrom), siklus haid yang tidak teratur dan masih banyak lagi.
Gangguan ini jangan didiamkan karena dapat berdampak serius, haid yang tidak teratur misalnya dapat menjadi pertanda seorang perempuan kurang subur (infertil). Gangguan yang terjadi saat haid dinilai masih normal jika terjadi selama dua tahun pertama setelah haid kali pertama. Artinya, bila seorang perempuan telah mendapatakan haid pertamanya saat berusia 11 tahun, maka hingga usia 13 tahun haidnya masih tidak teratur. Tapi bila setelah usia 13 tahun haidnya masih tidak teratur juga, dipastikan ia mengalami gangguan haid.
Panjang siklus haid ialah jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus menstruasi (hari ke-1), siklus berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari, hanya 10-15%wanita yang memiliki siklus 28 hari. Tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita  tetapi juga pada wanita yang sama, bahkan kakak beradik dan saudara kembar jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarche dan sesaat sebelum menopause.
1.4  Tujuan
A.    Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan hiperemesis gravidarum.

B.     Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi menstruasi
2. Mengetahui etiologi kelainan haid
3. Mengetahui patofisiologikelainan haid
4. Mengetahui jenis jenis kelainan haid
5. Mengetahui pemeriksaan kelainan haid
6. Mengetahui  penatalaksanaan kelainan haid
7. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien kelainan haid



BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian haid/menstruasi
Haid adalah proses bulanan tumpahan lapisan bagian dalam dan darah uterus melalui liang kelamin wanita atau vagina. Keluarnya cairan yang mengandung darah ini terjadi pada wanita yang sudah memasuki usia subur dan yang sedang tidak hamil. Peristiwa ini dimulai dengan adanya pengeluaran selaput lendir rahim di bagian dalam rahim atau endometrium.
Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan menopause. Menstruasi pada wanita adalah suatu perdarahan rahim yang sifatnya fisiologik (normal) yang datangnya teratur setiap bulan (siklus haid), dan timbulnya perdarahan tersebut sebagai akibat perubahan hormonal yaitu estrogen dan progesteron (Hawari, 1997).
Siklus darah haid lamanya kurang lebih 2-6 hari. Pada siklus 28 hari, hari ke 5 sampai ke 14 adalah fase folikular atau proliferasi yang dimulai setelah perdarahan berakhir dan berlangsung sampai saat ovulasi(kapita selekta kedokteran 1, 371)
2.2 Fisiologi haid
 Usia normal bagi seorang perempuan mendapatkan menstruasi untuk pertama kali adalah 12 atau 13 tahun. Namun kalau sampai usia 16 tahun belum juga datang bulan perlu di waspadai, mungkin ada kelainan.
Menstruasi itu sendiri nantinya akan berhenti saat perempuan memasuki masa menopause, yakni sekitar usia 50 tahun. Namun sebelum memasuki masa menopause, haid tetap datang hanya jangka waktunya lebih lama dan prosesnya cepat, paling hanya 2-3 hari. Siklus haid/ menstruasi pada perempuan (reproduksi) normalnya terjadi setiap 23-35 hari sekali dengan lama haid berkisar 5-7 hari. Namun ada sebagian perempuan yang mengalami haid tidak normal. Diantaranya mulai dari usia haid yang datang terlambat, darah haid sangat banyak sampai harus berulang kali mengganti pembalut wanita, nyeri atau sakit saat haid, gejala PMS (pree menstruasi syndrom), siklus haid yang tidak teratur dan masih banyak lagi.
Gangguan ini jangan didiamkan karena dapat berdampak serius, haid yang tidak teratur misalnya dapat menjadi pertanda seorang perempuan kurang subur (infertil). Gangguan yang terjadi saat haid dinilai masih normal jika terjadi selama dua tahun pertama setelah haid kali pertama. Artinya, bila seorang perempuan telah mendapatakan haid pertamanya saat berusia 11 tahun, maka hingga usia 13 tahun haidnya masih tidak teratur. Tapi bila setelah usia 13 tahun haidnya masih tidak teratur juga, dipastikan ia mengalami gangguan haid.
Haid Dipengaruhi berbagai hormon:
GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon) yang dikeluarkan oleh hipothalamus dan memicu hipofisis anterior mengeluarkan hormon FSH. FSH (Folikel Stimulating Hormon) memicu pematangan folikel diovarium, sehingga terjadi sintesis estrogen dalam jumlah besar. Estrogen akan mengakibatkan  proliferasi sel endometrium (penebalan dari endometrium). Estrogen yang tinggi memberi tanda kepada hipofisis untuk mengeluarkan hormon LH (Luteinizing hormon). LH  akan mengakibatkan ovulasi dan memicu korpus luteum untuk mensintesis progesterone. Progesteron sendiri menyebabkan perubahan sekretorik pada endometrium  sehingga terjadi Fase sekresi / fase luteal. Fase sekresi selalu tetap 14 hari, meskipun siklus haid bervariasi, yang berbeda adalah fase proliferasinya, sehingga harus berhati2 untuk menentukan masa subur.
1.      Siklus Menstruasi
Panjang siklus haid ialah jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus menstruasi (hari ke-1), siklus berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari, hanya 10-15%wanita yang memiliki siklus 28 hari. Tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita  tetapi juga pada wanita yang sama, bahkan kakak beradik dan saudara kembar jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarke dan sesaat sebelum menopause.
Lama haid biasanya antara 3 – 5 hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian ada yang  7 – 8 hari. Jumlah darah yang keluar rata-rata + 16 cc, pada wanita yang lebih tua darah yang keluar lebih banyak begitu juga dengan wanita yang anemi.
Pada awalnya, siklus mungkin tidak teratur, jarak antar 2 siklus bisa berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus. Hal ini adalah normal, setelah beberapa lama siklus akan menjadi lebih teratur. Siklus dan lamanya menstruasi bisa diketahui dengan membuat catatan pada kalender dengan menggunakan kalender tersebut, tandailah siklus anda setiap bulannya. Setelah beberapa bulan, anda bisa mengetahui pola siklus anda dan hal ini akan membantu anda dalam memperkirakan siklus yang akan datang. Tandai setiap hari ke-1 dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya dengan demikian anda dapat mengetahui siklus anda.
Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Sekitar hari ke-14, terjadi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi). Sel telur ini masuk ke dalam salah satu tuba falopii dan di dalam tuba bisa terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk kedalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin.
Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan maka endometrium akan dilepaskan dan terjadi perdarahan (siklus menstruasi). Siklus ini berlangsung  selama 3 – 5 hari kadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya.
a. Siklus ovarium terbagi menjadi 3 fase:
1.      Fase Folikuler
Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3 – 30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur, tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28 -283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.
2.      Fase ovulasi

Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16 – 32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH. Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawahnya, nyeri ini dikenal sebagai mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam.

3.      Fase Luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sebagian besar progesteron. Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase lutuel dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi. Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (hormone chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesterone sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri. Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.
b. Siklus endometrium dapat dibedakan 4 fase dalam siklus haid, yaitu :
      1.      Fase Menstruasi atau dekuamasi    
Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan hanya stratum basale yang tinggal utuh. Darah haid mengandung darah vena dan arteri dangan sel-sel darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel dan struma yang mengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus, cervik, dan kelenjar-kelenjar vulva. Fase ini berlangsung 3 – 4 hari.
      2.      Fase pasca haid atau fase regenerasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsur-angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir yang tumbuh dari sel-sel endometrium. Fase ini telah mulai sejak fase menstruasi dan berlangsung kurang lebih 4 hari.
      3.      Fase Proliferasi
Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Fase Proliferasi dapat dibagi atas 3 subfase, yaitu:
a.       Fase proliferasi dini (early proliferation phase)
Berlangsung antara hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar.
b.      Fase proliferasi madya (mid proliferation phase)
Berlangsung antara hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbentuk torak dan tinggi. Tampak adanya banyak mitosis dengan inti berbentuk telanjang (nake nukleus).
c.       Fase proliferasi akhir (late proliferation)
Fase ini berlangsung pada hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stoma bertumbuh aktif dan padat.
      4.      Fase pra haid atau fase sekresi
Fase ini dimulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Pada  fase ini endometrium tebalnya tetap, bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk-keluk, dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Di dalam endimetrium tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi.

2.9  Jenis jenis gangguan haid
a.       Gangguan lama danjumlahdarahhaid
Hipermenorea (menoragia)
b.      Gangguansiklushaid
Polimenorea (<21 hari), oligomenorea (>35 hari, amenorea
c.       Gangguanperdarahan di luarsiklushaid
Menometroragia
d.      Gangguan lain yang berhubungandenganhaid
Dismenorea, Premenstruasi syndrome

1. PMS (PRE MENSTRUAL SYNDROM )
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun.
PMS merupakan sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-2 sampai hari ke-4 sebelum menstruasi dan segera mereda setelah menstruasi dimulai.
2.      HYPERMENOREA (MENORHAGIA)
Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.
3. HYPOMENORHOE (KRIPTOMENORRHEA)
Suatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek atau lebih kurang dari biasanya.
Lama perdarahan : Secara normal haid sudah terhenti dalam 7 hari. Kalau haid lebih lama dari 7 hari maka daya regenerasi selaput lendir kurang. Misal pada endometritis, mioma.
4.POLIMENOREA (EPIMENORAGIA)
Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.
5.OLIGOMENORRHOE
Suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih dari 35 hari.
6. AMENOREA
Amenore adalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.
Klasifikasi Amenore:
1.      Amenorea Primer, apabila belum pernah datang haid sampai umur 18 tahun.
2.      Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau pernah mengalami haid tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan.
3.       Amenorrhoe Fisiologis, dapat terjadi :
• Sebelum pubertas
• Dalam kehamilan
• Dalam masa menyusui, kalau tidak menyusukan haid datang + 3 bulan setelah melahirkan, kalau menyusui dalam 6 bulan setelah melahirkan.
• Dalam menopause

7. DISMENORE
Adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan pengobatan. Etiologi dan patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas.
Klasifikasi Disminore:
a. Dismenorrhoe primer, yaitu sejak menstruasi pertama kali, nyeri dan tidak ada kelainan dari alat kandungan.
b. Dismenorrhoe sekunder, yaitu nyeri haid yang terjadi kemudian, biasanya terdapat kelainan dari alat kandungan.

8. METRORAGIA
Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid


2.10           Etiologi
a.      Etiologi PMS (Pra Menstruasi Syndrom)
Etiologi ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi mungkin faktor penting ialah ketidakseimbangan esterogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema. Dalam hubungan dengan kelainan hormonal, pada tegangan prahaid terdapat defisiensi luteal dan pengurangan produksi progesteron.
 Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial, dll.juga memegang peranan penting. Yang lebih mudah menderita tegangan prahaid adalah wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor psikologis.
b.      Etiologi hipermenore (menoraghia)
e.       Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia. Terapi : uterotonika
f.       Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika, roborantia.
g.      Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri luas, bendungan pembuluh darah balik.
h.      Hipertensi
i.        Dekompensio cordis
j.        Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis.
k.      Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik.
l.        Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili
c.       Etiologi hypomenorhoe (kriptomenorrhea)
a.Setelah dilakukan miomektomi/ gangguan endokrin
b.kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal.

d.      Etiologi Polimenorea (epimenoragia)
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau karena keduanya.

e.       Etiologi Oligomenorrhoe

a.       Perpanjangan stadium folikuler ( lamanya 8 -9 hari dimulai dari hari ke-5 menstruasi )
b.      Perpanjangan stadium luteal ( lamanya 15 -18 hari setelah ovulasi )
                  Kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan siklus haid.

f.       Etiologi Amenorea
a. Gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus (endometrium), dan vagina
b. Adanya tanda-tanda maskulinisasi, adanya galaktore, cacat bawaan, uji estrogen dan     progesteron negatif.
c. penyakit TB, penyakit hati, diabetes melitus, kanker, infertilitas, stress berat.
d. kelainan kongenital
e. ketidastabilan emosi dan kurang zat makanan yang mempunyai nilai gizi lebih.

g.      Etiologi Disminore
psikis; (konstitusionil: anemia, kelelahan, TBC); (obstetric : cervic sempit, hyperanteflexio, retroflexio); endokrin (peningkatan kadar prostaglandin, hormon steroid seks, kadar vasopresin tinggi).
h.      Etiologi Metroragia
Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh; carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia, endometritis haemorrhagia); hormonal.
Perdarahan fungsional : a) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis. b) Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun kronis.

2.11          Manifestasi klinis
a.      Manifestasi klinis PMS (Pra Menstruasi Syndrom)
Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah. Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam. Emosi menjadi labil. Biasanya perempuan mudah uring-uringan, sensitif, dan perasaan negatif lainnya.
• Perasaan malas bergerak, badan terasa lemas
• Kenaikan berat badan
• Sukar berkonsentrasi
• Kelelahan
• Perubahan suasana hati

b.      Manifestasi Klinis hipermenore (menoraghia)
Kram selama haid yang tidak bisa dihilangkan dengan obat-obatan. Penderita juga sering merasakan kelemahan, pusing, muntah dan mual berulang selama haid.
• Waktu haid panjang 7 – 8 hari
• Perdarahan haid terlalu banyak disertai bekuan darah.
• Siklus haid teratur

c.       Manifestasi Klinis hypomenorhoe (kriptomenorrhea)
Waktu haid singkat, jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc), kadang-kadang hanya berupa spotting.

d.      Manifestasi Polimenorea (epimenoragia)
Gejala berupa siklus kurang dari 21 hari (lebihpendekdari 25 hari).

e.       Manifestasi klinisOligomenorrhoe
·         Haid jarang, yaitu setiap 35 hari sekali
·         Perdarahan haid biasanya berkurang
f.       Manifestasi Klinis Disminore
Beberapa gejala yang kerap menyertai saat menstruasi antara lain : perasaan malas bergerak, badan lemas, mudah capek, ingin makan terus, emosi jadi lebih labil, sensitif, mudah marah. Bukan itu saja, pengaruh pelepasan dinding rahim selama menstruasi juga kerap memunculkan rasa pegal dan sakit pada pinggang serta membuat kepala terasa nyeri, kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki dan biasanya disertai gejala gastrointestinal dan gejala neurologis seperti kelemahan umum.
2.12          Pathway kelainan haid








2.13          Penatalaksanaan
Pengobatannya bergantung pada gejala-gejala pasien, dan keparahan  penyakit.   Terapi lainnya untuk beragam tingkatan gejala mencakup tindakan paliatif, terapi hormone, atau pembedahan.

a.      Penanganan PMS
·         Terapi hormon bermanfaat mengurangi keluhan
·         Progestin (Didrogesterondan MPA) dimulaihari ke-16 sampai 25 siklushaid.111
·         Pil kombinasi progestin drospirenonefekantimineral okortikoid mencegah retensi cairan.
·         Dianjurkan diet rendahgaram
·         Retensi berlebih menggunakan diuretikaspironolakton.
b.      Penanganan hipermenore
·         Penanganan terapi bedah
·         Histerektomi
·         Angka keberhasilan terhadap perdarahan 100%
·         Angka kepuasan cukup tinggi 95% setelah 3 tahun pasca operasi
·         Komplikasi; perdarahan, infeksi dan masalah penyembuhan luka
c.       Penatalaksanaan Disminore
Singkirkan terlebih dahulu kelainan organik. Bila ada, obati sesuai kelainan yang ada, pada usia muda di coba dahulu dengan spasmolitik atau analgesik. Pada disminore primer pengobatanya
·         Anti prostlagandin (Menghambat prostaglandin yaitusalisilat (aspirin), asammefenamat, ibuprofen)

·         Pil KB atau pemberian progesteron saja ( nortestosteron. Medroksi progesteron asetat, didrogesteron) dari hari 5-25 siklus haid 5-10mg/hari. Pengobatan berlangsung berbulan-bulan. (Pilkontrasepsikombinasi).
·         MPA 5 mg ataudidrogesteron 2 x 10 mg mulai haid hari ke-5 sampai 25
Pada disminore sekunder bergantung pada penyebabnya yaitu:
·         Disebabkan endometriosis dan infeksi, untuk infeksi berikan antibiotik yang sesuai.

2.14          Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi: 
a. Pemeriksaan  DL:  untuk  mengetahui  komposisi  darah  klien  secara  menyeluruh.
b. Ultrasonografi panggul: ovarium dapat dilihat dan ketebalan endometrium diperkirakan. Fibroid dan tumor lain dapat di ketahui dan di ukur.
c. CT  scanning  pada  abdomen  dan  pelvis:  untuk  membantu  untuk  mengeklusi  broad ligament  masses,  septic  pelvic  thrombophlebitis,  ovarian  vein  thrombosis,  dan phlegmon. 
d. USG pada abdomen dan pelvis: dapat memberikan gambaran pada bagian uterus pada pasien endometritis.
e. biopsi endometrium: pemeriksaan ini dapat dilakukan sebagai prosedur rawat jalan dengan menggunakan pipelle atau aspirator vobra.
f.  Pemeriksaan  vaginal:  dilakukan  dengan  menggunakan  vaginoskop  untuk  melihat adanya  lendir,  lubang  leher  rahim  (serviks)  dan  vagina  yang  agak  terbuka dan kemerahan  di  daerah  vagina  dan  leher  rahim.  Pada  palpasi  per  rektal  akan  teraba dinding rahim agak kaku dan di dalam rahim ada cairan tetapi tidak dirasakan sebagai fluktuasi (tergantung derajat infeksi). 
g. X-ray khusus: menggunakan komputer untuk mengambil gambar dari abdomen dan
digunakan untuk melihat organ tubuh lain seperti rahim dan ovarium. 
h. Hysteroscopy: pemeriksaan ini mungkin dilakukan untuk mencari pembengkakan di dalam rahim, dengan menggunakan hysteroscop (tabung panjang yang masuk melalui vagina dan ke dalam rahim). Contoh jaringan dari rahim juga dapat diambil selama tes ini. 
i.                     Kultur: diambil sample dari urin, darah, dan cairan vagina dan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa untuk mengetahui jenis bakteri penyebab infeksi.
j.                     Laparoskopi : laaparoskopi untuk memungkinkan inspeksi organ panggul.





BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


3.1 Pengkajian
1. Anamnesis
}  Identitas : Umur, sudah menikah atau belum.
}  Keluhan utama/keluhan sekarang
}  Riwayat Penyakit Sekarang
}  Riwayat penyakit yang pernah diderita
}  Riwayat Obstetrik
}  Riwayat Seksual
2.Pemeriksaan fisik
1. Keadaan  umum: untuk  mengetahui  keadaan  umum  wanita,  sejauh  mana  keluhan  yang dirasakan wanita, sehingga mempengaruhi wanita secara umum. 
2. TTV: mengetahui  keadaan  tekanan  darah,  suhu,  nadi,  respirasi  sehubugan  dengan keluhan yang dirasakan wanita tersebut.
4. Abdomen:  mengetahui   apakah  ada  massa  dan pembesaran  perut  abnormal  yang  dapat  menunjang  diagnosa  ke  diagnosa  penyakit organ  reproduksi  lainnya.  Pemeriksaan  abdomen  sangat  penting  pada  penderita gynekologi,  tidak  boleh  diabaikan,  dan  harus  lengkap  apapun  keluhan  penderita. Penderita  harus  tidur  terlentang.  Pada  penderita kelainan haid  biasanya  terdapat nyeri tekan.


3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri
2. Intoleransi aktivitas
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan
4.Ansietas




3.3 Intervensi keperawatan
Dx
Tujuan& K-H Keperawatan
NOC
NIC
1.Nyeri akut
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakankeperawatan 1x24 jam diharapkan nyeri pasien berkurang dan dapat melakukan aktivitas ringan atau total

K-H :
1.Mampu mengontrol nyeri ( tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan menejemen nyeri.
3. Mampu mengenali nyeri ( skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri )
 Menyatakan rasa nyaman setelah.
-          Level nyeri
-          Konrol nyeri
Kh:
a.       Mampu mengontrol nyeri (tahu pnyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri.
b.      Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri.
c.       Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Management nyeri:
1.      Lakukan pengkajian nyeri secara kompherensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
2.      Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3.      Ajakan teknik relaksasi dan distraksi
4.      Berikan analgesik untuk mengurangi nyeri
5.      Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil.

2. Intoleransi aktivitas
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas ringan dan total.
KH:
1. berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi, dan RR
2. Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
3. Tanda tanda vital normal
4.sirkulasi status baik

1.      Energy Conservation
2.      Activity tolerance
Self Care :ADLs
1.      Kaji tanda tanda vital pasien
2.      Monitor respon fisik, emosi, sosial, dan spiritual.
3.      Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
4.      Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik. Psikologi dan sosial
5.      Kolaborasikan dengan tenagarehabilitasi medik dalam merencanakan progam terapi yang tepat
3.      Ketidakseimbingan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan nutrisi pasien terpenuhi
KH:
1.Mampu mengidentifikasikan kebutuhan nutrisi
2. adanya peningkatan BB sesuai tujuan
3. tidak ada tanda tanda mal nutrisi
4. tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.

1.      Nutrional status: food intake
2.      Nutrional status: nutrient intake
3.      Weight control
1. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
2.Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin
3.Monitor adanya penurunan BB
4.Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
4.      Ansietas
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan  rasa cemas akan hilang
KH:
1. Klien mampu mengidentifikasi an mengungkapkan gejala cemas
2. mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas
3. Vital sign dalam batas normal
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan
1.Anxiety self-control
1. Identifikasi tingkat kecemasan
2. instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
3.Gunakan pendekatan yang menenangkan
4. Dengarkan dengan penuh perhatian
5. berikan obat untuk mengurangikecemasan



3.4  Evaluasi
1.      Menunjukan rasa nyeri yang minimal
2.      Tanda-tanda vital dalam batas normal
3.      Menunjukan penurunan ansietas
Evaluasiamenorea: 4 kompartemen
1.Kompartemen I: gangguanpada uterus
2.Kompartemen II: padaovarium
3.Kompartemen III: padahipofisis
4.Kompartemen IV: padahipotalamus/susunansyarafpusat


BAB IV
PENUTUP
4.2  Simpulan
Siklus Haid Normal 1x 28 hari, 2- 6 hari.Padasiklus 28 hari, harike 5-14 adalah fase folikular/proliferasi yg dimulai sesudah perdarahan berakhir & berlangsung sampai saat ovulasi. Fase ini berguna untuk menumbuhkan endometrium agar siapmenerima ovum ygtelahdibuahi.
Gangguan haid pada masa reproduksi yaitu terdiri dari:
1.      Gangguan lama danjumlah darah haid
Hipermenorea (menoragia)
2.      Gangguan siklus haid
Polimenorea (<21 hari), oligomenorea (>35 hari, amenorea
3.      Gangguan perdarahan di luarsiklushaid
Menometroragia
4.      Gangguan lain yang berhubungandenganhaid
Dismenorea, Premenstruasi syndrome


4.2 Saran
Untuk mahasiswa hendaknya selalu berusaha memberikan asuhan keperawatan yang baik bagi klien dan keluarga dalam upaya meningkatkan SDM menuju perawat profesional.




DAFTAR PUSTAKA
Arif, Mansjoer, Triyanti,Kuspuji, Savitri,Rakhmi, Wardhani,Wahyu Ika, Setiowulan, Wiwiek. 2001. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid I. Jakarta : Media Acculapius.
Heffner, Linda J dan Danny J. Schust. 2006. At a Glance Sistem Reproduksi. Edisi 2. Erlangga.
Nurarif, Amin Huda dan Kusuma Hardi. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA (NIC-NOC) Jilid 2. Jogjakarta: Medi Action.
Bulechek, Gloria M, dkk. Nursing Intervetions Classification (NIC)- 6th ed. :ISBN
Moorhead, Sue, dkk. Nursing Outcomes Classification (NOC)-5th ed : ISBN 
https://produkoriflem.blogspot.co.id/ 


EmoticonEmoticon